Senin, 30 Juni 2014

Yogyakarta: Bunga itu Mencari Bahagianya Sendiri


Diterima pada tanggal: 10 April 2014
Sore selalu saya habiskan ditengah riuh rendah anak-anak TPA yang sedang belajar iqro'. Ditengah teman-teman yang sedang menuang teh hangat ke gelas warna-warni. Dan berjalan berdua Mas Tata waktu malam, ketika adzan isya' berkumandang, memanggil untuk shalat tarawih.

Semakin hari saya merasa berlari makin jauh. Jauh yang terasa amat menyenangkan. Semoga saya tahu kapan harus pulang :)
Makasih Tyas!

Selasa, 24 Juni 2014

Yogyakarta: Parade Itu


Diterima pada tanggal: 10 April 2014
Waktu kecil, saya suka dibawa Mama Papa nonton parade pakai motor Supra. Mama yang lagi menggendong saya ditengah kerumunan diam saja saat saya terus-terusan bilang, "Itu lho Ma, duduk situ." sambil menunjuk sofa-sofa empuk khusus pejabat. Saya pikir buat apa berdesak-desakan kalau di situ banyak kursi kosong. Ibu-ibu di sebelah malah dengan santai menjawab, "Besok ya dek, kalau sudah jadi istri pejabat." Perkataannya langsung diamini Mama saya hahaha :)

Jumat, 20 Juni 2014

Rusia: The New Hermitage


Diterima pada tanggal: 2 April 2014
Saya tidak tahu banyak tentang Rusia. Tapi saya pernah sih sedikit curi-curi baca Naked Traveller di Gramedia. Mbak Trinity bilang, Rusia termasuk salah satu negara yang sulit memberikan izin masuk atau visa untuk turis yang ingin main. Seperti halnya Ukraina dan Thailand yang belum lama ini memanas, masalah militer yang jadi pemicu Rusia pilih-pilih wisatawan yang masuk negaranya. Sayang sekali ya! Saya terbayang tentara-tentara Rusia long march rapi di tengah salju putih yang tertiup angin musim dingin di Moscow. 


Cerita lengkap tentang New Hermitage bisa langsung ke sini.

Rabu, 18 Juni 2014

Jerman: Thousand Tulips Bloom


Diterima pada tanggal: 2 April 2014
Saya punya teman dari China bernama Zijie, kami saling berbalas email gara-gara kartu pos saya untuknya yang tersesat di jalan. Zijie sangat suka segala sesuatu tentang Jerman, waktu kecil ia berpikir bahwa orang Jerman terkenal dengan ketampanannya. Obsesi Zijie ke Jerman sebentar lagi terwujud karena Oktober nanti ia akan meneruskan studinya di sana. Zijie banyak cerita tentang Jerman dan saya yang tidak begitu tahu Jerman hanya bisa menanggapi dengan membicarakan Hitler dan kesukaannya pada kartun Disney. Fakta yang saya baru tahu, ternyata orang Jerman kurang suka pada topik Perang Dunia II. Zijie bilang begitu ketika saya bercerita tentang film The Boy in Striped Pyjamas kesukaan saya. Kenapa ya? Apa mungkin karena kekalahan Jerman yang begitu terkenal itu?

Lucunya, di beberapa email terakhir dari Zijie, ia menanyakan perihal kerudung yang saya kenakan. Zijie menyebut kerudung adalah turban dan meminta saya menjelaskan kenapa perempuan Islam harus mengenakannya. Sesimpel dan sejelas yang saya bisa, saya meluruskan perihal 'turban berbeda dengan kerudung' dan bercerita apa itu muhrim. Pertanyaan Zijie berlanjut ke "Apakah tidak panas mengenakan baju seperti itu ke mana-mana? Lalu, setelah menikah apakah kerudung juga tetap harus dikenakan?". Pertanyaan kali ini cukup bikin saya berpikir bagaimana cara menjawabnya agar bisa ditangkap dengan jelas tanpa harus berbelit-belit. Akhirnya saya ibaratkan bahwa usaha kami di dunia, dengan panas matahari kami sepanjang tahun dan kerudung yang kami kenakan, hanyalah masalah kecil dibanding kado apa yang nanti bisa kami dapatkan di akhir. Hahaha semoga jawaban saya cukup membuat rasa penasaran Zijie lenyap, saya takut jawaban saya malah makin ngelantur :) 

Minggu, 15 Juni 2014

Republik Ceko: Teddy Bear


Diterima pada tanggal: 30 Maret 2014
Saya punya boneka teddy, warnanya shocking pink kado ulang tahun ke-19 dari Ijul, Maya, dan Iin waktu jaman-jaman saya galau habis putus. Di kartu ucapannya mereka tulis: "Happy Birthday Oneng! Ini kita kasih boneka, biar ada yang kamu peluk, biar enggak kesepian :p" Hahaha. Sekarang teddy-nya cuma jagain saya kalau tidur karena dia udah makin jarang saya peluk-peluk :)

Bandung: Taman Bunga


Diterima pada tanggal: 30 Maret 2014
Gara-gara bikin Hai Pak Pos, saya jadi bongkar-bongkar kardus berisi kartu pos-kartu pos saya. Ternyata selama tujuh bulan aktif CardtoPost dan Postcrossing saya sudah mengumpulkan sekitar 80 kartu. Di paling dasar kardus saya menemukan surat beramplop putih yang saya dapat Desember tahun lalu. Tertulis nama saya, kemudian alamat yang ditempeli kertas koreksi karena alamat awalnya typo. Saya baca lagi dan rasanya masih sama ketika saya membaca pertama kali, heran campur geli :)

Minggu, 08 Juni 2014

Yogyakarta: Under The Sky


Diterima pada tanggal: 30 Maret 2014
Kartu pos pertama dari mbak Ella ini seperti bilang ke saya kalau si pengirim gemar berkebun. Saya pernah mengintip blognya dan jadi kepingin untuk mengadopsi kaktus untuk ditanam dalam gelas-gelas kecil. 

Dulu, saya menganggap hari Minggu saya sempurna kalau bisa melihat Mbahti berkebun di bawah pohon jambu depan rumah, yang dedaunannya bikin sinar matahari tercetak di tanah dan di dinding rumah saya. Saya suka ikut menggaruk-garuk tanah pakai sekop kecil dan ketakutan sendiri kalau tahu-tahu ada cacing yang muncul dari tanah yang saya aduk-aduk. 

Kebiasaan itu yang pingin saya ulang waktu saya punya rumah nanti. Rumah mungil dengan tanaman yang saya tanam dan rawat sendiri, lalu mengamati mereka setiap hari sambil nge-teh sore-sore. 

Jakarta: Rombongan WSATCC

 

Diterima pada tanggal: 30 Maret 2014
Sejak saya punya hobi kirim-kiriman kartu pos, saya jadi suka mengamati prangko yang ditempel teman-teman di kartu posnya buat dikirim ke saya. Awal-awal mengirim, saya cuek saja menempelkan prangko Gemar Ikan dan Hemat Energi karena gampang didapat tidak perlu repot-repot ke kantor filateli di kantor pos besar, cukup beli di kantor pos terdekat. 

Tapi setelah mendapat lumayan banyak kartu pos, saya mulai mengamati prangko-prangko yang tertempel di situ. Prangkonya warna-warni dan bermacam bentuknya. Kemudian saya berpikir untuk mengirimi teman lain dengan prangko warna-warni juga. Saya merasakan sensasi menerima kartu pos berprangko selain Hamat Energi dan Gemar Ikan sungguh menyenangkan, tidak ada salahnya untuk melakukan hal yang sama ke orang lain. Biar sama-sama bahagianya :)


Kebiasaan saya ini kemudian berkembang menjadi koleksi prangko. Saya dan Mas Tata sebenarnya cuma numpang lewat Pasar Klithikan Kuncen tapi saya kemudian ingin mampir siapa tahu dapat barang bekas murah yang lucu-lucu. Saya lihat-lihat kaleng bekas yang harganya ternyata mahal sekali. Tidak jauh dari bapak penjual kaleng bekas, saya lihat uang-uang kuno, lalu tentu saja saya nggak tahan untuk tidak menyentuh toples berisi prangko-prangko used luar negeri. Dengan harganya yang seribu tiga pasti deh saya kalap kalau nggak diingetin :)

Sabtu, 07 Juni 2014

Yogyakarta: Dear Friends


Diterima pada tanggal: 30 Maret 2014
Rasanya saya tidak pernah bosan kalau mereka sedang ada di sekitar saya. Tidak pernah bosan juga saya bikin entri tentang mereka walaupun di blog lama mereka sudah pernah saya ceritakan.

Intensitas bertemu kami makin lama makin jarang. Selain di tanggal-tanggal masing-masing dari kami berulang tahun, kadang pertemuan yang dibuat tanpa rencana malah bikin kami kumpul lagi tanpa susah-susah mengatur kapan dan di mana. 


Banyak yang berubah. 
Waktu itu saya sedang kuliah saat tiba-tiba teman sebelah saya, Ijul, memperlihatkan foto-foto sweater lucu-lucu dengan harga miring jika dibeli couple. Ternyata Irma sekarang punya dagangan online.

Kemudian di hari berbeda saya janjian bertemu di sebuah cafe pancake bersama Riris, ngobrol ke sana ke mari sampai tiba-tiba Riris cerita tentang gebetan baru. Baru kali itu Riris cerita ke saya. Beberapa jam kemudian Ratih datang bersama 'ikan baru' dengan muka sumringah yang hampir selalu saya lihat kalau bertemu Ratih. Saya jadi merasa ketularan jatuh cinta gara-gara cerita mereka berdua :)

Yusti yang mulai saya kangeni. Kami dulu sering main ke bazaar-bazaar berdua. Tapi karena program penghematan yang sedang saya jalankan, saya jadi sering menolak ajakan Yusti untuk boros-borosan di bazaar barang-barang lucu.

Selasa, 03 Juni 2014

Yogyakarta: The Epic Adventure of Miss Pig and Prince Lawrence


Diterima pada tanggal: 30 Maret 2014
Saya bertemu Tane pertama kali pada acara Jogja Postcard Collector di Museum Pendidikan Indonesia pada tanggal 14 Maret 2014.  Tidak hanya Tane, saya bertemu banyak teman-teman CardtoPost Jogja juga pada acara itu. Sebut saja Mas Juno, yang langsung saya kenali di pintu masuk dengan rambut kribonya, Mas Aam, Mbak Ella, Janti, Mas Petrik, Della, dan Mbak Fida. 

Acara itu selesai sekitar pukul 5 sore tapi kami masih terus ngobrol sampai sehabis isya. Dalam obrolan itu Tane bercerita tentang projek kartu pos berserinya berjudul The Epic Adventure of Miss Pig and Prince Lawrence yang baru separuh selesai. Tane pun mengajak kami untuk ikut membuat lanjutan ceritanya. Setelah semua jadi, ia akan menyebarkan kartu-kartu berserinya secara acak, kemudian pada meet up selanjutnya kami akan menyusun kartu pos yang kami terima untuk disambung-sambungkan dan mereka-reka cerita di balik kartu-kartu itu. Kali ini saya menerima cover depannya :)