Jumat, 29 Agustus 2014

Australia: Surfers Paradise

 

Diterima pada tanggal: 23 April 2014
Hidup baru Sansia di Australia karena studi membuat saya iri. Selama hampir 20 tahun saya tidak ke mana-mana, di Yogyakarta tercinta. Di mana semua-mua murah, ramah, dan dekat dengan mamah. Walaupun sering pergi-pergi main sendirian, tapi saya pingin juga tuh ngerasain benar-benar jauh dari rumah dan harus survive sendiri, pinter-pinter kelola uang. Seberapa parah sih homesick itu?


Kata orang, perantau itu tahan banting. Kalau kata Mama, "Kenapa harus jauh kalau bisa dekat dan sama-sama dibiasakan supaya tahan banting?" Saya kalah telak. Seperti kata pepatah: When life gives you lemons, make lemonade. Saya akan bikinkan lemonade paling segar buat Mama di wisuda nanti, amin!

Yogyakarta: Suvenir Meet Up CardtoPost #1


Diterima pada tanggal: 23 April 2014
Entah sudah berapa orang yang lihat-lihat foto narsis saya di situ. Tapi terima kasih sekali buat Mas Juno dan Mbak Fida yang sukses bikin kaget atas suvenir meet up CardtoPost-nya! Cerita lengkap ke blog sebelah :)

Ukraina: Perang dan Tulisan Ceker Ayam


Diterima pada tanggal: 10 April 2014
Buat saya kartu pos ini benar-benar perjuangan untuk sampai ke rumah dengan utuh dan selamat. Mengingat Ukraina yang sedang asik berkonflik dengan Rusia. Konfliknya sendiri saya kurang paham, tentang perbatasan dan sebentuk semenanjung bernama Crimea yang saling diperebutkan sepertinya.

Saya langsung terbayang dengan bapak-bapak berkumis yang tergesa-gesa dengan sepedanya, atau malah lari-larian menghindari serangan bom sambil menggendong tas gendut berisi surat-surat dan kartu pos yang harus dikirimkan. Hebat ya selama perang Pak Pos tetap harus menunaikan tugasnya!


Tulisan Olio (atau Olie? Olia?) yang seperti ceker ayam ini membuat saya iri dan sebal. Iri karena dengan tulisan seperti itu kartu posnya tetap bisa sampai ke rumah, dan sebal karena tulisan saya yang mendingan justru tidak pernah sampai ke China.

Jumat, 15 Agustus 2014

Bekasi: Tuan Piyama


Diterima pada tanggal: 10 April 2014
Baru sekitar bulan Maret lalu saya mengirimi Kak Dian dengan foto dua kate kecil saya. Lima bulan yang lalu rumah saya masih ramai dengan sembilan ekor kate yang tujuh ekornya masih balita. Dari waktu ke waktu kate-kate kecil itu mati satu per satu sampai hanya tersisa dua ekor saja. Kamudian sekitar bulan Juli saya memutuskan untuk menjual betinanya  yang hanya dihargai Rp 15.000; Waktu itu si betina barusan bertelur untuk yang ketiga kali, badannya kurus kering setelah berpuasa selama 18 hari lamanya. Sekarang ayam saya tinggal tiga ekor, jantan emas dan dua anaknya, betina putih dan jantan abu-abu yang sudah mulai bisa berkokok.

Lumajang: Cemara dan Sepilihan Sajak


Diterima pada tanggal: 10 April 2014
Kartu pos pertama dari Ara mengingatkan saya tentang Sepilihan Sajak Hujan Bulan Juni milik Sapardi Djoko Damono yang masih antri diurutan kesekian dalam wish list saya. Agak lama kemudian saya baru membelinya, mungkin setelah kartu pos dari Ara datang kedua kalinya.  

Saya membacanya sesuka hati, kadang mulai dari depan, belakang, atau mungkin asal buka di halaman yang acak. Sebenarnya pun sampai hari ini saya belum selesai membacanya.


Saya jatuh cinta di halaman 90.
HUJAN BULAN JUNI

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu