Jumat, 29 Agustus 2014

Australia: Surfers Paradise

 

Diterima pada tanggal: 23 April 2014
Hidup baru Sansia di Australia karena studi membuat saya iri. Selama hampir 20 tahun saya tidak ke mana-mana, di Yogyakarta tercinta. Di mana semua-mua murah, ramah, dan dekat dengan mamah. Walaupun sering pergi-pergi main sendirian, tapi saya pingin juga tuh ngerasain benar-benar jauh dari rumah dan harus survive sendiri, pinter-pinter kelola uang. Seberapa parah sih homesick itu?


Kata orang, perantau itu tahan banting. Kalau kata Mama, "Kenapa harus jauh kalau bisa dekat dan sama-sama dibiasakan supaya tahan banting?" Saya kalah telak. Seperti kata pepatah: When life gives you lemons, make lemonade. Saya akan bikinkan lemonade paling segar buat Mama di wisuda nanti, amin!

Yogyakarta: Suvenir Meet Up CardtoPost #1


Diterima pada tanggal: 23 April 2014
Entah sudah berapa orang yang lihat-lihat foto narsis saya di situ. Tapi terima kasih sekali buat Mas Juno dan Mbak Fida yang sukses bikin kaget atas suvenir meet up CardtoPost-nya! Cerita lengkap ke blog sebelah :)

Ukraina: Perang dan Tulisan Ceker Ayam


Diterima pada tanggal: 10 April 2014
Buat saya kartu pos ini benar-benar perjuangan untuk sampai ke rumah dengan utuh dan selamat. Mengingat Ukraina yang sedang asik berkonflik dengan Rusia. Konfliknya sendiri saya kurang paham, tentang perbatasan dan sebentuk semenanjung bernama Crimea yang saling diperebutkan sepertinya.

Saya langsung terbayang dengan bapak-bapak berkumis yang tergesa-gesa dengan sepedanya, atau malah lari-larian menghindari serangan bom sambil menggendong tas gendut berisi surat-surat dan kartu pos yang harus dikirimkan. Hebat ya selama perang Pak Pos tetap harus menunaikan tugasnya!


Tulisan Olio (atau Olie? Olia?) yang seperti ceker ayam ini membuat saya iri dan sebal. Iri karena dengan tulisan seperti itu kartu posnya tetap bisa sampai ke rumah, dan sebal karena tulisan saya yang mendingan justru tidak pernah sampai ke China.

Jumat, 15 Agustus 2014

Bekasi: Tuan Piyama


Diterima pada tanggal: 10 April 2014
Baru sekitar bulan Maret lalu saya mengirimi Kak Dian dengan foto dua kate kecil saya. Lima bulan yang lalu rumah saya masih ramai dengan sembilan ekor kate yang tujuh ekornya masih balita. Dari waktu ke waktu kate-kate kecil itu mati satu per satu sampai hanya tersisa dua ekor saja. Kamudian sekitar bulan Juli saya memutuskan untuk menjual betinanya  yang hanya dihargai Rp 15.000; Waktu itu si betina barusan bertelur untuk yang ketiga kali, badannya kurus kering setelah berpuasa selama 18 hari lamanya. Sekarang ayam saya tinggal tiga ekor, jantan emas dan dua anaknya, betina putih dan jantan abu-abu yang sudah mulai bisa berkokok.

Lumajang: Cemara dan Sepilihan Sajak


Diterima pada tanggal: 10 April 2014
Kartu pos pertama dari Ara mengingatkan saya tentang Sepilihan Sajak Hujan Bulan Juni milik Sapardi Djoko Damono yang masih antri diurutan kesekian dalam wish list saya. Agak lama kemudian saya baru membelinya, mungkin setelah kartu pos dari Ara datang kedua kalinya.  

Saya membacanya sesuka hati, kadang mulai dari depan, belakang, atau mungkin asal buka di halaman yang acak. Sebenarnya pun sampai hari ini saya belum selesai membacanya.


Saya jatuh cinta di halaman 90.
HUJAN BULAN JUNI

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Senin, 30 Juni 2014

Yogyakarta: Bunga itu Mencari Bahagianya Sendiri


Diterima pada tanggal: 10 April 2014
Sore selalu saya habiskan ditengah riuh rendah anak-anak TPA yang sedang belajar iqro'. Ditengah teman-teman yang sedang menuang teh hangat ke gelas warna-warni. Dan berjalan berdua Mas Tata waktu malam, ketika adzan isya' berkumandang, memanggil untuk shalat tarawih.

Semakin hari saya merasa berlari makin jauh. Jauh yang terasa amat menyenangkan. Semoga saya tahu kapan harus pulang :)
Makasih Tyas!

Selasa, 24 Juni 2014

Yogyakarta: Parade Itu


Diterima pada tanggal: 10 April 2014
Waktu kecil, saya suka dibawa Mama Papa nonton parade pakai motor Supra. Mama yang lagi menggendong saya ditengah kerumunan diam saja saat saya terus-terusan bilang, "Itu lho Ma, duduk situ." sambil menunjuk sofa-sofa empuk khusus pejabat. Saya pikir buat apa berdesak-desakan kalau di situ banyak kursi kosong. Ibu-ibu di sebelah malah dengan santai menjawab, "Besok ya dek, kalau sudah jadi istri pejabat." Perkataannya langsung diamini Mama saya hahaha :)

Jumat, 20 Juni 2014

Rusia: The New Hermitage


Diterima pada tanggal: 2 April 2014
Saya tidak tahu banyak tentang Rusia. Tapi saya pernah sih sedikit curi-curi baca Naked Traveller di Gramedia. Mbak Trinity bilang, Rusia termasuk salah satu negara yang sulit memberikan izin masuk atau visa untuk turis yang ingin main. Seperti halnya Ukraina dan Thailand yang belum lama ini memanas, masalah militer yang jadi pemicu Rusia pilih-pilih wisatawan yang masuk negaranya. Sayang sekali ya! Saya terbayang tentara-tentara Rusia long march rapi di tengah salju putih yang tertiup angin musim dingin di Moscow. 


Cerita lengkap tentang New Hermitage bisa langsung ke sini.

Rabu, 18 Juni 2014

Jerman: Thousand Tulips Bloom


Diterima pada tanggal: 2 April 2014
Saya punya teman dari China bernama Zijie, kami saling berbalas email gara-gara kartu pos saya untuknya yang tersesat di jalan. Zijie sangat suka segala sesuatu tentang Jerman, waktu kecil ia berpikir bahwa orang Jerman terkenal dengan ketampanannya. Obsesi Zijie ke Jerman sebentar lagi terwujud karena Oktober nanti ia akan meneruskan studinya di sana. Zijie banyak cerita tentang Jerman dan saya yang tidak begitu tahu Jerman hanya bisa menanggapi dengan membicarakan Hitler dan kesukaannya pada kartun Disney. Fakta yang saya baru tahu, ternyata orang Jerman kurang suka pada topik Perang Dunia II. Zijie bilang begitu ketika saya bercerita tentang film The Boy in Striped Pyjamas kesukaan saya. Kenapa ya? Apa mungkin karena kekalahan Jerman yang begitu terkenal itu?

Lucunya, di beberapa email terakhir dari Zijie, ia menanyakan perihal kerudung yang saya kenakan. Zijie menyebut kerudung adalah turban dan meminta saya menjelaskan kenapa perempuan Islam harus mengenakannya. Sesimpel dan sejelas yang saya bisa, saya meluruskan perihal 'turban berbeda dengan kerudung' dan bercerita apa itu muhrim. Pertanyaan Zijie berlanjut ke "Apakah tidak panas mengenakan baju seperti itu ke mana-mana? Lalu, setelah menikah apakah kerudung juga tetap harus dikenakan?". Pertanyaan kali ini cukup bikin saya berpikir bagaimana cara menjawabnya agar bisa ditangkap dengan jelas tanpa harus berbelit-belit. Akhirnya saya ibaratkan bahwa usaha kami di dunia, dengan panas matahari kami sepanjang tahun dan kerudung yang kami kenakan, hanyalah masalah kecil dibanding kado apa yang nanti bisa kami dapatkan di akhir. Hahaha semoga jawaban saya cukup membuat rasa penasaran Zijie lenyap, saya takut jawaban saya malah makin ngelantur :) 

Minggu, 15 Juni 2014

Republik Ceko: Teddy Bear


Diterima pada tanggal: 30 Maret 2014
Saya punya boneka teddy, warnanya shocking pink kado ulang tahun ke-19 dari Ijul, Maya, dan Iin waktu jaman-jaman saya galau habis putus. Di kartu ucapannya mereka tulis: "Happy Birthday Oneng! Ini kita kasih boneka, biar ada yang kamu peluk, biar enggak kesepian :p" Hahaha. Sekarang teddy-nya cuma jagain saya kalau tidur karena dia udah makin jarang saya peluk-peluk :)

Bandung: Taman Bunga


Diterima pada tanggal: 30 Maret 2014
Gara-gara bikin Hai Pak Pos, saya jadi bongkar-bongkar kardus berisi kartu pos-kartu pos saya. Ternyata selama tujuh bulan aktif CardtoPost dan Postcrossing saya sudah mengumpulkan sekitar 80 kartu. Di paling dasar kardus saya menemukan surat beramplop putih yang saya dapat Desember tahun lalu. Tertulis nama saya, kemudian alamat yang ditempeli kertas koreksi karena alamat awalnya typo. Saya baca lagi dan rasanya masih sama ketika saya membaca pertama kali, heran campur geli :)

Minggu, 08 Juni 2014

Yogyakarta: Under The Sky


Diterima pada tanggal: 30 Maret 2014
Kartu pos pertama dari mbak Ella ini seperti bilang ke saya kalau si pengirim gemar berkebun. Saya pernah mengintip blognya dan jadi kepingin untuk mengadopsi kaktus untuk ditanam dalam gelas-gelas kecil. 

Dulu, saya menganggap hari Minggu saya sempurna kalau bisa melihat Mbahti berkebun di bawah pohon jambu depan rumah, yang dedaunannya bikin sinar matahari tercetak di tanah dan di dinding rumah saya. Saya suka ikut menggaruk-garuk tanah pakai sekop kecil dan ketakutan sendiri kalau tahu-tahu ada cacing yang muncul dari tanah yang saya aduk-aduk. 

Kebiasaan itu yang pingin saya ulang waktu saya punya rumah nanti. Rumah mungil dengan tanaman yang saya tanam dan rawat sendiri, lalu mengamati mereka setiap hari sambil nge-teh sore-sore. 

Jakarta: Rombongan WSATCC

 

Diterima pada tanggal: 30 Maret 2014
Sejak saya punya hobi kirim-kiriman kartu pos, saya jadi suka mengamati prangko yang ditempel teman-teman di kartu posnya buat dikirim ke saya. Awal-awal mengirim, saya cuek saja menempelkan prangko Gemar Ikan dan Hemat Energi karena gampang didapat tidak perlu repot-repot ke kantor filateli di kantor pos besar, cukup beli di kantor pos terdekat. 

Tapi setelah mendapat lumayan banyak kartu pos, saya mulai mengamati prangko-prangko yang tertempel di situ. Prangkonya warna-warni dan bermacam bentuknya. Kemudian saya berpikir untuk mengirimi teman lain dengan prangko warna-warni juga. Saya merasakan sensasi menerima kartu pos berprangko selain Hamat Energi dan Gemar Ikan sungguh menyenangkan, tidak ada salahnya untuk melakukan hal yang sama ke orang lain. Biar sama-sama bahagianya :)


Kebiasaan saya ini kemudian berkembang menjadi koleksi prangko. Saya dan Mas Tata sebenarnya cuma numpang lewat Pasar Klithikan Kuncen tapi saya kemudian ingin mampir siapa tahu dapat barang bekas murah yang lucu-lucu. Saya lihat-lihat kaleng bekas yang harganya ternyata mahal sekali. Tidak jauh dari bapak penjual kaleng bekas, saya lihat uang-uang kuno, lalu tentu saja saya nggak tahan untuk tidak menyentuh toples berisi prangko-prangko used luar negeri. Dengan harganya yang seribu tiga pasti deh saya kalap kalau nggak diingetin :)

Sabtu, 07 Juni 2014

Yogyakarta: Dear Friends


Diterima pada tanggal: 30 Maret 2014
Rasanya saya tidak pernah bosan kalau mereka sedang ada di sekitar saya. Tidak pernah bosan juga saya bikin entri tentang mereka walaupun di blog lama mereka sudah pernah saya ceritakan.

Intensitas bertemu kami makin lama makin jarang. Selain di tanggal-tanggal masing-masing dari kami berulang tahun, kadang pertemuan yang dibuat tanpa rencana malah bikin kami kumpul lagi tanpa susah-susah mengatur kapan dan di mana. 


Banyak yang berubah. 
Waktu itu saya sedang kuliah saat tiba-tiba teman sebelah saya, Ijul, memperlihatkan foto-foto sweater lucu-lucu dengan harga miring jika dibeli couple. Ternyata Irma sekarang punya dagangan online.

Kemudian di hari berbeda saya janjian bertemu di sebuah cafe pancake bersama Riris, ngobrol ke sana ke mari sampai tiba-tiba Riris cerita tentang gebetan baru. Baru kali itu Riris cerita ke saya. Beberapa jam kemudian Ratih datang bersama 'ikan baru' dengan muka sumringah yang hampir selalu saya lihat kalau bertemu Ratih. Saya jadi merasa ketularan jatuh cinta gara-gara cerita mereka berdua :)

Yusti yang mulai saya kangeni. Kami dulu sering main ke bazaar-bazaar berdua. Tapi karena program penghematan yang sedang saya jalankan, saya jadi sering menolak ajakan Yusti untuk boros-borosan di bazaar barang-barang lucu.

Selasa, 03 Juni 2014

Yogyakarta: The Epic Adventure of Miss Pig and Prince Lawrence


Diterima pada tanggal: 30 Maret 2014
Saya bertemu Tane pertama kali pada acara Jogja Postcard Collector di Museum Pendidikan Indonesia pada tanggal 14 Maret 2014.  Tidak hanya Tane, saya bertemu banyak teman-teman CardtoPost Jogja juga pada acara itu. Sebut saja Mas Juno, yang langsung saya kenali di pintu masuk dengan rambut kribonya, Mas Aam, Mbak Ella, Janti, Mas Petrik, Della, dan Mbak Fida. 

Acara itu selesai sekitar pukul 5 sore tapi kami masih terus ngobrol sampai sehabis isya. Dalam obrolan itu Tane bercerita tentang projek kartu pos berserinya berjudul The Epic Adventure of Miss Pig and Prince Lawrence yang baru separuh selesai. Tane pun mengajak kami untuk ikut membuat lanjutan ceritanya. Setelah semua jadi, ia akan menyebarkan kartu-kartu berserinya secara acak, kemudian pada meet up selanjutnya kami akan menyusun kartu pos yang kami terima untuk disambung-sambungkan dan mereka-reka cerita di balik kartu-kartu itu. Kali ini saya menerima cover depannya :)

Sabtu, 31 Mei 2014

Tangerang: Pesta Ulang Tahun Anak Beruang

 

Diterima pada tanggal: 25 Maret 2014
Terima kasih Kak Kikie!

Tentang ulang tahun-ulang tahun saya yang paling berkesan. 
Ulang tahun saya ke-4 tahun. Saya memakai dress kerut-kerut warna broken white selutut, gambarnya saya lupa, dan ada pitanya warna putih di bagian dada. Sepatu kesayangan, yang saya sebut 'sepatu kantor' tidak lupa saya kenakan, juga bando bunga-bunga warna pink. Rambut saya waktu itu belum tumbuh banyak, mungkin sepanjang telinga. 

Hari itu kue ulang tahunnya bukan sepenuhnya milik saya, karena di situ tertulis nama 'Tata&Oneng'. Ulang tahun saya dan kakak saya digabung. Seperti kebanyakan pesta ulang tahun, Mama saya mengundang anak-anak tetangga, menyanyikan lagu selamat ulang tahun, tiup lilin, baru kemudian di akhir acara kami buka kado. Kado favorit saya yang didapat hari itu, satu set panda beserta rumah-rumahannya. Saya ingat betul ada tiga panda masing-masing berwarna merah, tosca, dan putih. Mereka memiliki dua buah rumah, satu mobil, dan satu vespa. Di halaman rumah mereka ada pohon palm yang memayungi mereka saat bermain jungkat-jungkit.

Ulang tahun saya ke-8 tahun. Saya sakit demam kalau tidak salah, tapi undangan ulang tahun sudah disebar ke teman-teman. Akhirnya saya potong tumpeng dengan malas-malasan diatas sofa. Hadiah paling berkesan hari itu adalah kaos Primagama yang sudah bernoda dari sahabat saya. Hahaha, sebelumnya saya dan sahabat saya sudah janjian untuk kado itu dan entah, lucunya saya juga mengiyakan dan senang-senang saja ketika menerimanya.


Ulang tahun saya ke-17 tahun. Saya dikerjai habis-habisan tapi bahagia saya hari itu lengkap. Sepatu kanan saya disembunyikan oleh teman sekelas waktu pulang sekolah, saya tahu saya sedang dikerjai tapi lama-lama saya jengkel karena sepatunya tidak juga saya temukan. Ditambah lagi hari itu saya sudah harus ada di tempat les saat bel pulang sekolah berbunyi, tapi kunci motor saya malah hilang juga. Lagi-lagi saya yakin saya dikerjai. Setelah teman-teman sekelas menyerah karena kasian melihat saya menangis sendirian di depan kelas dan sepatunya dikembalikan, saya segera ke kelas sahabat saya untuk mencari perlindungan. Saya malah ditinggal sendirian lagi dan diberondong ucapan selamat ulang tahun waktu mata saya bengkak-bengkak. Malu sekali. Kemudian dari arah kanan saya, kumpulan cewek-cewek yang dipimpin Ghina membawakan saya kue beserta lilin kecil, tentu dengan diiringi lagu Selamat Ulang Tahun. 

Saya pun pulang dengan baju putih saya yang sudah belepotan krim. Saya pulang sendirian karena pacar saya tiba-tiba menghilang. Sebelumnya di kelas dia salah kirim sms ke saya, intinya dia sedang ada 'urusan' dengan seseorang di masa lalunya. Ah saya yakin saya dikerjai. Tapi ternyata keyakinan saya tidak bertahan lama, setelah sampai rumah tidak ada satu sms pun yang mampir ke handphone. Saya mulai ketar-ketir. 

Saya sedang mandi waktu mbak Tino bilang saya ada tamu, waktu itu sekitar pukul 8 malam. Katanya tamunya perempuan, saya heran ada teman perempuan saya yang main ke rumah malam-malam. Tiga puluh menit kemudian senyum saya mengembang begitu tahu siapa tamunya, ternyata pacar saya dengan empat buah cup cake yang lilinnya sudah setengah habis gara-gara terlalu lama menunggu saya selesai mandi. Saya dapat kado sebuah canvas yang dibungkus rapi kertas koran. Dia bilang itu alasannya sering terlambat akhir-akhir ini ke sekolah :)

China: Presidential Palace


Dikirim pada tanggal: 5 Februari 2014
Diterima pada tanggal: 20 Maret 2014
Kalau bicara China, saya langsung ingat Tibet. Di suatu siang yang selo waktu Trans TV masih punya siaran bermutu sekelas Jelajah, itu pertama kalinya saya liat Tibet. Saya terpesona melihat pakaian tradisional Tibet yang detail dengan ornamen khasnya dan warna-warna mencolok, dan dengan orang-orangnya yang bermata sipit dengan kulit kemerahan. 

Saya ingat reporter Jelajah itu dilayani oleh warga setempat dengan ramah dan dibuatkan semacam teh atau minuman tradisional Tibet, orang Tibet itu memakai topi beludru berwarna hitam bercorak, dan berhias gantungan monte-monte berujung logam bulat. Lalu saya juga melihat upacara pemakaman di sana yang cukup aneh dan tergolong sadis. Jadi mayat si mati itu dibiarkan telanjang di sebuah padang rumput yang luas, tidak lama kemudian turunlah burung-burung pemakan daging yang saya tidak tahu namanya, memakan mayat si mati sampai tinggal sisa tulang-belulangnya.

Depok: Elephant Ears Cookie


Diterima pada tanggal: 20 Maret 2014
Waktu kecil saya suka banget bantu-bantu Mama memasak di dapur. Walaupun cuma potong-potong dan ngulek bumbu, kebiasaan itu jadi bikin saya betah di dapur sampai sekarang. Kalau liburan dan menemukan resep simpel di majalah saya sering iseng belanja ke pasar besoknya, lalu membuat masakan itu untuk di makan bersama-sama di meja makan.

Saya pernah bikin sapi teriyaki, oseng-oseng janggel telur puyuh, bola-bola kentang, makaroni schotel, pie buah, stik keju, dan cup cake. Saya kurang bisa membuat kue-kuean entah kenapa. Cup cake yang saya buat untuk ulang tahun pacar saya waktu itu tidak mengembang sempurna walaupun rasanya lumayan.


Saya senang sekali begitu tahu resep yang saya sulap jadi kartu pos benar-benar dipraktekkan oleh Ghalia. Dia bilang akan mengirimi saya foto-foto saat pembuatan kue telinga gajah ini. Sepertinya enak! :)

Selasa, 27 Mei 2014

USA: Kubla Khan


Dikirim pada tanggal: 5 Februari 2014
Diterima pada tanggal: 8 Maret 2014 
Ini kartu pos pertama yang saya dapat dari jejaring sosial berkirim kartu pos berjudul Postcrossing. Postcrossing memang memiliki misi yang sama dengan CardtoPost, bedanya di CardtoPost kami berkreasi dengan kartu pos buatan sendiri dan pengirim-penerima lebih terlibat secara emosional. Cara kerja Postcrossing jauh berbeda dengan CardtoPost mengingat Postcrossing jauh di manage secara profesional dan mendunia. Kartu pos bisa kamu terima setelah kamu mengirimkan sebuah kartu pada orang lain, kemudian secara otomatis alamatmu akan muncul di halaman orang lain yang akan mengirimkan kartu pos untukmu. Biasanya jeda antara kartu pos yang saya kirim dan saya terima hampir berbarengan. Awal-awal menjadi anggota saya sedikit bingung karena ternyata di Postcrossing belum tentu berlaku swap. Kamu perlu memastikan apakah ada alamat si pengirim ikut dicantumkan di situ atau tidak, kalau tercantum itu bisa jadi pengirim meminta balasan. Kalau tidak tercantum, kamu bisa menanyai alamatnya dengan mengirimkan sebuah pesan. Pengalaman saya yang mencari sahabat pena, kebanyakan pesan-pesan saya tidak di balas, entah belum di buka atau orang itu memang tidak tertarik. Itulah mengapa saya bilang tidak terlibat secara emosional, biasanya antar member Postcrossing hanya sekedar 'mengirim' tanpa mengenal lebih dalam orang yang kita kirimi.


Alasan saya ber-Postcrossing antara lain saya tertarik dengan kisah-kisah yang orang lain tulis di balik kartu pos yang saya terima, mengamati detail-detail prangko dari luar negeri, melatih bahasa Inggris saya biar lebih baik lagi, dan merasakan kepuasan tersendiri ketika saya membaca nama saya dengan tulisan tangan orang lain. Tapi buat saya, Postcrossing dan CardtoPost ini sama menyenangkannya! :)

Yogyakarta: Serigala Abu-Abu

 

Diterima pada tanggal: 8 Maret 2014
Warna serigala dari Tane ini sewarna dengan abu vulkanik yang disemburkan Gunung Kelud. Begitu kerennya Gunung Kelud ini menurut saya. Merapi saja yang dekat sekali tidak pernah menghujani kami sedasyat ini, justru Gunung Kelud yang jauhnya di Jawa Timur malah membuat awan kota kami 'mendung' seharian. 

Waktu itu saya sedang ada di kampus pusat dekat Kaliurang, pesantrenisasi tahap I. Subuh itu kami sudah dibangunkan dengan suara toa kakak-kakak pembimbing yang menyuruh kami segera bersiap untuk solat subuh di mesjid. Setelah kami bangun dan keluar menuju mesjid, ternyata tanah di sekitar rusunawa berubah warna menjadi kelabu. Kami pun batal subuhan di mesjid. Sisa pagi itu saya gunakan untuk menghafal surat-surat yang akan diujikan siangnya sambil melihat hujan abu di luar jendela kamar. Syahdu...

Jakarta: Berperahu Bersama Tuan Bebek


Diterima pada tanggal: 8 Maret 2014
Rumah saya ramai sekali, selain 12 orang, ada juga 5 ekor ayam kate, satu kura-kura Brazilia, ikan hias, Oscar, Lovebird, burung Cucak Jenggot, burung Jalak, hamster, dan ayam kampung yang saya tidak bisa hitung jumlahnya.

Lima ekor ayam kate itu milik saya, terdiri dari kate emas jantan yang saya namai Yayam, betina yang nakal, dan 3 ekor anak ayam yang sekarang sudah mulai besar. Saya suka bangun siang, diomeli Mama pun belum mempan untuk membuat saya bisa bangun pagi. Tapi kebiasaan itu lambat laun berubah dengan adanya kate-kate saya ini. Mereka yang bikin saya bangun pagi, membuatkan makanan tiap pagi dan sore hari, serta membersihkan kandangnya. Kate bukan hewan peliharaan saya yang pertama, saya pernah punya marmut, kelinci, hamster, dan kura-kura. Mereka bernasib sama, terkubur di halaman samping rumah, menjadi pupuk alami tanaman-tanaman milik Mbahti. Entah kenapa saya bisa suka ayam kate, buat saya mereka lucu-lucu :)

Kura-kura brazilia bernama Badut adalah milik Mas Tata, sekarang umurnya hampir seperempat abad. Cangkangnya kuat dan sering puasa karena lupa di beri makan.  Ikan Oscar, Lovebird, dan burung Cucak Jenggot juga milik Mas Tata. Ikan Oscar itu di beli hampir bersamaan dengan ikan-ikan hias Mama di ruang TV. Lovebird kami tinggal satu ekor, pasangannya terbang saat kandangnya sedang dibersihkan. Nah kalau burung Cucak Jenggot ini adalah burung temuan yang dehidrasi, lemas di pinggir jalan, sekarang dia sudah sehat kembali. Ikan hias dalam  akuarium itu punya Mama. Mama bilang melihat ikan yang berenang-renang itu terapi tersendiri kalau sedang stres. Burung Jalak itu milik om saya, hamster milik Runa. Ayam-ayam kampung di kebun belakang milik Mbahti. Setiap pagi dan sore beberapa orang di rumah saya sibuk sendiri dengan peliharaan masing-masing. Asik kan? :)

Senin, 26 Mei 2014

Yogyakarta: Pinguin yang Bahagia


Diterima pada tanggal: 7 Maret 2014
Akhir-akhir ini saya lagi suka baca zodiak. Bukan yang ramalan nasib tapi lebih ke yang baca kepribadian. Saya lahir di hari ke 27 bulan Oktober, itu berarti zodiak saya Scorpio. Dari berbagai sumber yang sudah saya baca dari mana-mana, ada poin yang saya inget banget. Scorpio itu drama queen. Saya kemudian ketawa-ketiwi sambil mikir.

Makin gede saya makin merasa kalau sifat ke-drama-queen-an saya makin menjadi-jadi. Dan itu buat saya malu sendiri kalau saya sudah 'sadar'. Jadi waktu itu saya tahu-tahu nangis, tanpa tahu kenapa saya nangis, aneh kan? Habis nangis saya bisa mikir lagi, "Ih barusan kenapa sih nangis? Nggak jelas banget." Jangan-jangan saya punya kepribadian ganda? 

Purwokerto: Rumah Honai Papua


Diterima pada tanggal: 7 Maret 2014
Ngomongin buku sama Anin, saya lagi suka novel-novel klasik. Misalnya Pride and Prejudice, Canting, dan Ronggeng Dukuh Paruk. Ah Ronggeng Dukuh Paruk masih jadi novel klasik favorit saya sejauh ini, selain alasan Oka Antara sebagai Rasusnya di versi film. 

Buat saya yang seringnya baca novel duluan daripada nonton filmnya, Ronggeng Dukuh Paruk versi novel lebih bagus dari versi film. Banyak detail-detail penting yang tidak ditampilkan di sana. Lain halnya dengan Perahu Kertas yang menurut saya malah bagus versi filmnya. Saya malah nggak pernah bosan nonton Perahu Kertas berkali-kali :)


Minggu, 25 Mei 2014

Bandung: Golden Gate


Diterima pada tanggal: 7 Maret 2014
Ada yang khas dari kiriman Aga selain kartu pos dari kancing baju, Aga sering menyisipkan lagu-lagu baru di pojok kanan kartu posnya. Biasanya saya langsung mendengarkan lagu-lagu yang Aga beri ke saya lewat soundcloud atau last fm sambil main internet. 

Lagu baru yang saya dapat kali ini milik Melancholic Bitch, Kartu Pos Bergambar Jembatan Golden Gate San Fransisco. Sebenarnya sebelum dengar yang ini saya cuma tahu satu lagu, pernah ada dan sering saya putar di handphone. Judulnya pun sudah saya googling tetap lupa. Lagu itu saya dapat dari orang yang terlalu sering bilang kalau saya cupu jika lagu yang dia pamerkan baru pertama kali saya dengar, dia kemudian tambah girang kalau saya minta dikirimi lagu itu. 

Beberapa lama setelah saya hapus lagu itu saya kembali ke selera saya. Mocca, Banda Neira, Float, WSATCC, Regina Spektor, Lenka, Stars and Rabbit, Endah n Rhesa. Lagu-lagu yang ramah di telinga :)

Sabtu, 24 Mei 2014

Bandung: Crafty Days #8


Diterima pada tanggal: 7 Maret 2014
Saya sudah lama mengamati Crafty Days yang di adakan Tobucil dari tahun ke tahun. Namun baru saya nikmati sebatas foto-foto dan artikelnya saja, belum secara langsung. Awal tahun ini sejak bulan Januari saya sudah berencana liburan ke Bandung berdua bersama Mama khusus untuk ke Crafty Days #8 dan jalan-jalan, Januari sampai Februari saya libur panjang. Mungkin dasarnya saya itu pinginnya buru-buru dan cari alternatif yang lebih asik, saya mengajak sahabat saya untuk ikut. Liburan berdua Mama-pun saya batalkan. Saya dan sahabat saya berusaha membuat rencana kami terlaksana dengan baik dan mulus. Kami sudah membeli peta Bandung, melingkari objek-objek yang akan kami kunjungi, mendaftar jurusan angkot yang harus kami naiki, list barang bawaan, dan segala macamnya yang sudah siap di dalam koper. 


Saya ingat, malam di H-2 itu saya masih ketawa-ketawa bersama Mas Tata dan jajan Milktea, tidak ada feeling apapun sampai saya berada di rumah. Handphone yang sengaja saya tinggal ternyata sudah menerima dua atau tiga pesan singkat dari sahabat saya sejak beberapa jam yang lalu, intinya dia minta maaf karena tidak bisa menemani saya berangkat ke Bandung. Beberapa menit awal saya masih membalas pesan singkatnya tanpa merasa kecewa, tapi beberapa menit setelah itu saya menangis ketika tidak diperbolehkan ke Bandung sendirian. Saya menangis sampai mata bengkak-bengkak paginya. Kemudian saya putuskan untuk mengembalikan tiket kereta api Jogja-Bandung yang dibeli PP, juga isi koper yang sudah saya kembalikan rapi ke tempatnya.

Terima kasih Kak Andika atas poster Crafty Days-nya! Semoga nanti tidak tahu kapan, saya diberi kesempatan ke sana, dengan teman perjalanan yang tidak protes dan setia mengikuti saya ke tempat-tempat aneh di Bandung! :)