Selasa, 27 Mei 2014

Jakarta: Berperahu Bersama Tuan Bebek


Diterima pada tanggal: 8 Maret 2014
Rumah saya ramai sekali, selain 12 orang, ada juga 5 ekor ayam kate, satu kura-kura Brazilia, ikan hias, Oscar, Lovebird, burung Cucak Jenggot, burung Jalak, hamster, dan ayam kampung yang saya tidak bisa hitung jumlahnya.

Lima ekor ayam kate itu milik saya, terdiri dari kate emas jantan yang saya namai Yayam, betina yang nakal, dan 3 ekor anak ayam yang sekarang sudah mulai besar. Saya suka bangun siang, diomeli Mama pun belum mempan untuk membuat saya bisa bangun pagi. Tapi kebiasaan itu lambat laun berubah dengan adanya kate-kate saya ini. Mereka yang bikin saya bangun pagi, membuatkan makanan tiap pagi dan sore hari, serta membersihkan kandangnya. Kate bukan hewan peliharaan saya yang pertama, saya pernah punya marmut, kelinci, hamster, dan kura-kura. Mereka bernasib sama, terkubur di halaman samping rumah, menjadi pupuk alami tanaman-tanaman milik Mbahti. Entah kenapa saya bisa suka ayam kate, buat saya mereka lucu-lucu :)

Kura-kura brazilia bernama Badut adalah milik Mas Tata, sekarang umurnya hampir seperempat abad. Cangkangnya kuat dan sering puasa karena lupa di beri makan.  Ikan Oscar, Lovebird, dan burung Cucak Jenggot juga milik Mas Tata. Ikan Oscar itu di beli hampir bersamaan dengan ikan-ikan hias Mama di ruang TV. Lovebird kami tinggal satu ekor, pasangannya terbang saat kandangnya sedang dibersihkan. Nah kalau burung Cucak Jenggot ini adalah burung temuan yang dehidrasi, lemas di pinggir jalan, sekarang dia sudah sehat kembali. Ikan hias dalam  akuarium itu punya Mama. Mama bilang melihat ikan yang berenang-renang itu terapi tersendiri kalau sedang stres. Burung Jalak itu milik om saya, hamster milik Runa. Ayam-ayam kampung di kebun belakang milik Mbahti. Setiap pagi dan sore beberapa orang di rumah saya sibuk sendiri dengan peliharaan masing-masing. Asik kan? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar