Magelang: Stalagmit

Diterima pada tanggal: 23 November 2013

Ini adalah kartu pos pertama yang saya dapat setelah bergabung di sebuah komunitas unik bernama Card to Post. Seperti namanya, komunitas ini menyoroti tentang mulai hilangnya minat berkirim kartu pos di jaman serba mudah seperti sekarang. Orang-orang mulai asik dengan kecepatan tanpa batas dalam mengirim dan menerima informasi kepada dan dari orang lain. Mereka tidak lagi bisa menikmati romantisme dan sensasi berkirim surat, dag-dig-dug waktu menunggunya datang diantar Pak Pos, juga dobel dag-dig-dug lagi saat membukanya. Pak Pos bukan lagi orang yang paling ditunggu. 

Kenapa saya bilang unik? Karena selain menghidupkan tradisi-yang-dibilang-kuno, tapi menurut saya ini asik, komunitas ini juga mengajak kita untuk semakin kreatif setiap harinya. Kartu pos yang kami kirimkan adalah kartu pos buatan sendiri, entah itu gambar hasil cetakan printer, foto jepretan sendiri, kolase hasil gunting-gunting majalah bekas, atau kreasi buatan tangan langsung menggunakan pastel crayon, cat air, spidol, pensil, bahkan kain perca. Malah salah satu teman saya yang intensif membalas, menggunakan kancing sebagai media membuat kartu posnya.

Sebenarnya saya sudah bergabung di Card to Post sejak websitenya masih di blogspot. Tapi waktu itu belum ada inisiatif untuk mengirimi teman lain duluan, alhasil tidak ada satupun kartu pos yang saya dapat. 

Beberapa waktu kemudian Card to Post pindah ke dotcom dan saya mendaftar lagi. Mungkin karena kehokian nama saya yang selalu mengundang pertanyaan: "Bajurinya mana?" kemudian seseorang me-request alamat saya. Lalu datanglah kartu pos ini disertai dengan jejingkrakan saya saat menerimanya.

Terakhir dapat kiriman pos waktu SD sih, gara-gara iseng menjawab kuis dibelakang Lks Bahasa Indonesia, waktu itu dapat buku cerita dwibahasa dan dikirim pakai paket kilat.

Pokoknya kartu pos ini cukup berkesan buat saya karena kalau bukan dikirimi oleh Mas Sugeng, saya nggak bakalan aktif dan kenal teman-teman baru di Card to Post :)