Sabtu, 31 Mei 2014

Tangerang: Pesta Ulang Tahun Anak Beruang

 

Diterima pada tanggal: 25 Maret 2014
Terima kasih Kak Kikie!

Tentang ulang tahun-ulang tahun saya yang paling berkesan. 
Ulang tahun saya ke-4 tahun. Saya memakai dress kerut-kerut warna broken white selutut, gambarnya saya lupa, dan ada pitanya warna putih di bagian dada. Sepatu kesayangan, yang saya sebut 'sepatu kantor' tidak lupa saya kenakan, juga bando bunga-bunga warna pink. Rambut saya waktu itu belum tumbuh banyak, mungkin sepanjang telinga. 

Hari itu kue ulang tahunnya bukan sepenuhnya milik saya, karena di situ tertulis nama 'Tata&Oneng'. Ulang tahun saya dan kakak saya digabung. Seperti kebanyakan pesta ulang tahun, Mama saya mengundang anak-anak tetangga, menyanyikan lagu selamat ulang tahun, tiup lilin, baru kemudian di akhir acara kami buka kado. Kado favorit saya yang didapat hari itu, satu set panda beserta rumah-rumahannya. Saya ingat betul ada tiga panda masing-masing berwarna merah, tosca, dan putih. Mereka memiliki dua buah rumah, satu mobil, dan satu vespa. Di halaman rumah mereka ada pohon palm yang memayungi mereka saat bermain jungkat-jungkit.

Ulang tahun saya ke-8 tahun. Saya sakit demam kalau tidak salah, tapi undangan ulang tahun sudah disebar ke teman-teman. Akhirnya saya potong tumpeng dengan malas-malasan diatas sofa. Hadiah paling berkesan hari itu adalah kaos Primagama yang sudah bernoda dari sahabat saya. Hahaha, sebelumnya saya dan sahabat saya sudah janjian untuk kado itu dan entah, lucunya saya juga mengiyakan dan senang-senang saja ketika menerimanya.


Ulang tahun saya ke-17 tahun. Saya dikerjai habis-habisan tapi bahagia saya hari itu lengkap. Sepatu kanan saya disembunyikan oleh teman sekelas waktu pulang sekolah, saya tahu saya sedang dikerjai tapi lama-lama saya jengkel karena sepatunya tidak juga saya temukan. Ditambah lagi hari itu saya sudah harus ada di tempat les saat bel pulang sekolah berbunyi, tapi kunci motor saya malah hilang juga. Lagi-lagi saya yakin saya dikerjai. Setelah teman-teman sekelas menyerah karena kasian melihat saya menangis sendirian di depan kelas dan sepatunya dikembalikan, saya segera ke kelas sahabat saya untuk mencari perlindungan. Saya malah ditinggal sendirian lagi dan diberondong ucapan selamat ulang tahun waktu mata saya bengkak-bengkak. Malu sekali. Kemudian dari arah kanan saya, kumpulan cewek-cewek yang dipimpin Ghina membawakan saya kue beserta lilin kecil, tentu dengan diiringi lagu Selamat Ulang Tahun. 

Saya pun pulang dengan baju putih saya yang sudah belepotan krim. Saya pulang sendirian karena pacar saya tiba-tiba menghilang. Sebelumnya di kelas dia salah kirim sms ke saya, intinya dia sedang ada 'urusan' dengan seseorang di masa lalunya. Ah saya yakin saya dikerjai. Tapi ternyata keyakinan saya tidak bertahan lama, setelah sampai rumah tidak ada satu sms pun yang mampir ke handphone. Saya mulai ketar-ketir. 

Saya sedang mandi waktu mbak Tino bilang saya ada tamu, waktu itu sekitar pukul 8 malam. Katanya tamunya perempuan, saya heran ada teman perempuan saya yang main ke rumah malam-malam. Tiga puluh menit kemudian senyum saya mengembang begitu tahu siapa tamunya, ternyata pacar saya dengan empat buah cup cake yang lilinnya sudah setengah habis gara-gara terlalu lama menunggu saya selesai mandi. Saya dapat kado sebuah canvas yang dibungkus rapi kertas koran. Dia bilang itu alasannya sering terlambat akhir-akhir ini ke sekolah :)

China: Presidential Palace


Dikirim pada tanggal: 5 Februari 2014
Diterima pada tanggal: 20 Maret 2014
Kalau bicara China, saya langsung ingat Tibet. Di suatu siang yang selo waktu Trans TV masih punya siaran bermutu sekelas Jelajah, itu pertama kalinya saya liat Tibet. Saya terpesona melihat pakaian tradisional Tibet yang detail dengan ornamen khasnya dan warna-warna mencolok, dan dengan orang-orangnya yang bermata sipit dengan kulit kemerahan. 

Saya ingat reporter Jelajah itu dilayani oleh warga setempat dengan ramah dan dibuatkan semacam teh atau minuman tradisional Tibet, orang Tibet itu memakai topi beludru berwarna hitam bercorak, dan berhias gantungan monte-monte berujung logam bulat. Lalu saya juga melihat upacara pemakaman di sana yang cukup aneh dan tergolong sadis. Jadi mayat si mati itu dibiarkan telanjang di sebuah padang rumput yang luas, tidak lama kemudian turunlah burung-burung pemakan daging yang saya tidak tahu namanya, memakan mayat si mati sampai tinggal sisa tulang-belulangnya.

Depok: Elephant Ears Cookie


Diterima pada tanggal: 20 Maret 2014
Waktu kecil saya suka banget bantu-bantu Mama memasak di dapur. Walaupun cuma potong-potong dan ngulek bumbu, kebiasaan itu jadi bikin saya betah di dapur sampai sekarang. Kalau liburan dan menemukan resep simpel di majalah saya sering iseng belanja ke pasar besoknya, lalu membuat masakan itu untuk di makan bersama-sama di meja makan.

Saya pernah bikin sapi teriyaki, oseng-oseng janggel telur puyuh, bola-bola kentang, makaroni schotel, pie buah, stik keju, dan cup cake. Saya kurang bisa membuat kue-kuean entah kenapa. Cup cake yang saya buat untuk ulang tahun pacar saya waktu itu tidak mengembang sempurna walaupun rasanya lumayan.


Saya senang sekali begitu tahu resep yang saya sulap jadi kartu pos benar-benar dipraktekkan oleh Ghalia. Dia bilang akan mengirimi saya foto-foto saat pembuatan kue telinga gajah ini. Sepertinya enak! :)

Selasa, 27 Mei 2014

USA: Kubla Khan


Dikirim pada tanggal: 5 Februari 2014
Diterima pada tanggal: 8 Maret 2014 
Ini kartu pos pertama yang saya dapat dari jejaring sosial berkirim kartu pos berjudul Postcrossing. Postcrossing memang memiliki misi yang sama dengan CardtoPost, bedanya di CardtoPost kami berkreasi dengan kartu pos buatan sendiri dan pengirim-penerima lebih terlibat secara emosional. Cara kerja Postcrossing jauh berbeda dengan CardtoPost mengingat Postcrossing jauh di manage secara profesional dan mendunia. Kartu pos bisa kamu terima setelah kamu mengirimkan sebuah kartu pada orang lain, kemudian secara otomatis alamatmu akan muncul di halaman orang lain yang akan mengirimkan kartu pos untukmu. Biasanya jeda antara kartu pos yang saya kirim dan saya terima hampir berbarengan. Awal-awal menjadi anggota saya sedikit bingung karena ternyata di Postcrossing belum tentu berlaku swap. Kamu perlu memastikan apakah ada alamat si pengirim ikut dicantumkan di situ atau tidak, kalau tercantum itu bisa jadi pengirim meminta balasan. Kalau tidak tercantum, kamu bisa menanyai alamatnya dengan mengirimkan sebuah pesan. Pengalaman saya yang mencari sahabat pena, kebanyakan pesan-pesan saya tidak di balas, entah belum di buka atau orang itu memang tidak tertarik. Itulah mengapa saya bilang tidak terlibat secara emosional, biasanya antar member Postcrossing hanya sekedar 'mengirim' tanpa mengenal lebih dalam orang yang kita kirimi.


Alasan saya ber-Postcrossing antara lain saya tertarik dengan kisah-kisah yang orang lain tulis di balik kartu pos yang saya terima, mengamati detail-detail prangko dari luar negeri, melatih bahasa Inggris saya biar lebih baik lagi, dan merasakan kepuasan tersendiri ketika saya membaca nama saya dengan tulisan tangan orang lain. Tapi buat saya, Postcrossing dan CardtoPost ini sama menyenangkannya! :)

Yogyakarta: Serigala Abu-Abu

 

Diterima pada tanggal: 8 Maret 2014
Warna serigala dari Tane ini sewarna dengan abu vulkanik yang disemburkan Gunung Kelud. Begitu kerennya Gunung Kelud ini menurut saya. Merapi saja yang dekat sekali tidak pernah menghujani kami sedasyat ini, justru Gunung Kelud yang jauhnya di Jawa Timur malah membuat awan kota kami 'mendung' seharian. 

Waktu itu saya sedang ada di kampus pusat dekat Kaliurang, pesantrenisasi tahap I. Subuh itu kami sudah dibangunkan dengan suara toa kakak-kakak pembimbing yang menyuruh kami segera bersiap untuk solat subuh di mesjid. Setelah kami bangun dan keluar menuju mesjid, ternyata tanah di sekitar rusunawa berubah warna menjadi kelabu. Kami pun batal subuhan di mesjid. Sisa pagi itu saya gunakan untuk menghafal surat-surat yang akan diujikan siangnya sambil melihat hujan abu di luar jendela kamar. Syahdu...

Jakarta: Berperahu Bersama Tuan Bebek


Diterima pada tanggal: 8 Maret 2014
Rumah saya ramai sekali, selain 12 orang, ada juga 5 ekor ayam kate, satu kura-kura Brazilia, ikan hias, Oscar, Lovebird, burung Cucak Jenggot, burung Jalak, hamster, dan ayam kampung yang saya tidak bisa hitung jumlahnya.

Lima ekor ayam kate itu milik saya, terdiri dari kate emas jantan yang saya namai Yayam, betina yang nakal, dan 3 ekor anak ayam yang sekarang sudah mulai besar. Saya suka bangun siang, diomeli Mama pun belum mempan untuk membuat saya bisa bangun pagi. Tapi kebiasaan itu lambat laun berubah dengan adanya kate-kate saya ini. Mereka yang bikin saya bangun pagi, membuatkan makanan tiap pagi dan sore hari, serta membersihkan kandangnya. Kate bukan hewan peliharaan saya yang pertama, saya pernah punya marmut, kelinci, hamster, dan kura-kura. Mereka bernasib sama, terkubur di halaman samping rumah, menjadi pupuk alami tanaman-tanaman milik Mbahti. Entah kenapa saya bisa suka ayam kate, buat saya mereka lucu-lucu :)

Kura-kura brazilia bernama Badut adalah milik Mas Tata, sekarang umurnya hampir seperempat abad. Cangkangnya kuat dan sering puasa karena lupa di beri makan.  Ikan Oscar, Lovebird, dan burung Cucak Jenggot juga milik Mas Tata. Ikan Oscar itu di beli hampir bersamaan dengan ikan-ikan hias Mama di ruang TV. Lovebird kami tinggal satu ekor, pasangannya terbang saat kandangnya sedang dibersihkan. Nah kalau burung Cucak Jenggot ini adalah burung temuan yang dehidrasi, lemas di pinggir jalan, sekarang dia sudah sehat kembali. Ikan hias dalam  akuarium itu punya Mama. Mama bilang melihat ikan yang berenang-renang itu terapi tersendiri kalau sedang stres. Burung Jalak itu milik om saya, hamster milik Runa. Ayam-ayam kampung di kebun belakang milik Mbahti. Setiap pagi dan sore beberapa orang di rumah saya sibuk sendiri dengan peliharaan masing-masing. Asik kan? :)

Senin, 26 Mei 2014

Yogyakarta: Pinguin yang Bahagia


Diterima pada tanggal: 7 Maret 2014
Akhir-akhir ini saya lagi suka baca zodiak. Bukan yang ramalan nasib tapi lebih ke yang baca kepribadian. Saya lahir di hari ke 27 bulan Oktober, itu berarti zodiak saya Scorpio. Dari berbagai sumber yang sudah saya baca dari mana-mana, ada poin yang saya inget banget. Scorpio itu drama queen. Saya kemudian ketawa-ketiwi sambil mikir.

Makin gede saya makin merasa kalau sifat ke-drama-queen-an saya makin menjadi-jadi. Dan itu buat saya malu sendiri kalau saya sudah 'sadar'. Jadi waktu itu saya tahu-tahu nangis, tanpa tahu kenapa saya nangis, aneh kan? Habis nangis saya bisa mikir lagi, "Ih barusan kenapa sih nangis? Nggak jelas banget." Jangan-jangan saya punya kepribadian ganda? 

Purwokerto: Rumah Honai Papua


Diterima pada tanggal: 7 Maret 2014
Ngomongin buku sama Anin, saya lagi suka novel-novel klasik. Misalnya Pride and Prejudice, Canting, dan Ronggeng Dukuh Paruk. Ah Ronggeng Dukuh Paruk masih jadi novel klasik favorit saya sejauh ini, selain alasan Oka Antara sebagai Rasusnya di versi film. 

Buat saya yang seringnya baca novel duluan daripada nonton filmnya, Ronggeng Dukuh Paruk versi novel lebih bagus dari versi film. Banyak detail-detail penting yang tidak ditampilkan di sana. Lain halnya dengan Perahu Kertas yang menurut saya malah bagus versi filmnya. Saya malah nggak pernah bosan nonton Perahu Kertas berkali-kali :)


Minggu, 25 Mei 2014

Bandung: Golden Gate


Diterima pada tanggal: 7 Maret 2014
Ada yang khas dari kiriman Aga selain kartu pos dari kancing baju, Aga sering menyisipkan lagu-lagu baru di pojok kanan kartu posnya. Biasanya saya langsung mendengarkan lagu-lagu yang Aga beri ke saya lewat soundcloud atau last fm sambil main internet. 

Lagu baru yang saya dapat kali ini milik Melancholic Bitch, Kartu Pos Bergambar Jembatan Golden Gate San Fransisco. Sebenarnya sebelum dengar yang ini saya cuma tahu satu lagu, pernah ada dan sering saya putar di handphone. Judulnya pun sudah saya googling tetap lupa. Lagu itu saya dapat dari orang yang terlalu sering bilang kalau saya cupu jika lagu yang dia pamerkan baru pertama kali saya dengar, dia kemudian tambah girang kalau saya minta dikirimi lagu itu. 

Beberapa lama setelah saya hapus lagu itu saya kembali ke selera saya. Mocca, Banda Neira, Float, WSATCC, Regina Spektor, Lenka, Stars and Rabbit, Endah n Rhesa. Lagu-lagu yang ramah di telinga :)

Sabtu, 24 Mei 2014

Bandung: Crafty Days #8


Diterima pada tanggal: 7 Maret 2014
Saya sudah lama mengamati Crafty Days yang di adakan Tobucil dari tahun ke tahun. Namun baru saya nikmati sebatas foto-foto dan artikelnya saja, belum secara langsung. Awal tahun ini sejak bulan Januari saya sudah berencana liburan ke Bandung berdua bersama Mama khusus untuk ke Crafty Days #8 dan jalan-jalan, Januari sampai Februari saya libur panjang. Mungkin dasarnya saya itu pinginnya buru-buru dan cari alternatif yang lebih asik, saya mengajak sahabat saya untuk ikut. Liburan berdua Mama-pun saya batalkan. Saya dan sahabat saya berusaha membuat rencana kami terlaksana dengan baik dan mulus. Kami sudah membeli peta Bandung, melingkari objek-objek yang akan kami kunjungi, mendaftar jurusan angkot yang harus kami naiki, list barang bawaan, dan segala macamnya yang sudah siap di dalam koper. 


Saya ingat, malam di H-2 itu saya masih ketawa-ketawa bersama Mas Tata dan jajan Milktea, tidak ada feeling apapun sampai saya berada di rumah. Handphone yang sengaja saya tinggal ternyata sudah menerima dua atau tiga pesan singkat dari sahabat saya sejak beberapa jam yang lalu, intinya dia minta maaf karena tidak bisa menemani saya berangkat ke Bandung. Beberapa menit awal saya masih membalas pesan singkatnya tanpa merasa kecewa, tapi beberapa menit setelah itu saya menangis ketika tidak diperbolehkan ke Bandung sendirian. Saya menangis sampai mata bengkak-bengkak paginya. Kemudian saya putuskan untuk mengembalikan tiket kereta api Jogja-Bandung yang dibeli PP, juga isi koper yang sudah saya kembalikan rapi ke tempatnya.

Terima kasih Kak Andika atas poster Crafty Days-nya! Semoga nanti tidak tahu kapan, saya diberi kesempatan ke sana, dengan teman perjalanan yang tidak protes dan setia mengikuti saya ke tempat-tempat aneh di Bandung! :) 

Jumat, 23 Mei 2014

Pekalongan: Salam dari Kutub Utara


Diterima pada tanggal: 7 Maret 2014
Kartu pos dari Ibra dibungkus amplop lagi, tapi kali ini ditemani dua lembar kertas surat berisi cerita lebih panjang tentang Harry Potter. Sebelumnya saya menyelipkan dua buah bookmark koleksi saya bersama surat dan kartu pos balasan untuk Ibra. Saya dan Ibra sebenarnya mulai akan saling bertukar suvenir setelah surat Ibra ini datang, tapi karena urusan kuliah dan finansial yang mepet untuk membeli prangko, saya baru membalasnya bulan ini. Lamban sekali ya hehehe.

Yogyakarta: Rombongan Kecil dari Janti


Diterima pada tanggal: 18 Februari 2014
Seperti Aga, Janti juga suka Mocca. Saya mau cerita deh bagaimana awal mula saya tahu Mocca. Jadi dulu sewaktu masih ada MTv, D'Cinnamons yang nyanyi Selamanya Cinta itu lagi main di salah satu acaranya MTv, kebetulan juga bareng Mocca, waktu itu saya dengerin lagu Let Me Go. Lalu saya cari-cari referensi tentang siapa Mocca itu. 

Mocca itu band indie asal Bandung yang awal mulanya adalah proyek iseng Arina bersama dengan teman-teman sekampusnya, Toma di bass, Rico di gitar, dan Indra di drum. Mocca juga pernah mengisi soundtrack beberapa film seperti Untuk Rena dan Catatan Akhir Sekolah. Lagu yang saya suka dan meresapi liriknya sambil senyum-senyum antara lain This Conversation, Buddy Zeus, What If, The Best Thing, Secret Admirer, dan  Swing It, Bob. 


Sekitar empat tahun lalu saya pernah nonton Mocca live, asik banget memang. Teh Arina enjoy nyanyi di atas panggung sambil joget-joget salsa waktu nyanyi Swing It, Bob. Teh Arina juga tidak canggung untuk mengajak penonton nyanyi bareng di atas panggung, malahan juga diajak berdansa, ah beruntungnya!

Pekalongan: Line


Diterima pada tanggal: 18 Februari 2014
Di kartu pos kedua ini saya sudah klop dengan Ibra, kami sama-sama suka Harry Potter. Dulu saya sempat mengoleksi banyak barang-barang bertema HarPot. Mulai dari majalah, poster-poster jumbo, kalung golden snitch, tattoo Hogwarts, tongkat Voldemort, Elder wand milik Dumbledore, kartu pos, novel-novel, pembatas buku dan notes. Sampai sekarang saya masih suka melongo kalau nonton filmnya di televisi padahal sudah tidak terhitung lagi berapa kali saya tonton. Ada gitu ya, pengarang sampai niat banget bikin cerita sedetail itu. Ah pokoknya dulu saya sampai hafal silsilah keluarga Black, mantra-mantra, dan semua guru-guru Hogwarts. Tapi lama-kelamaan poster-poster jumbo  di kamar saya mulai diangkutin ke kamar Mas Tata karena bosan, hafalan saya juga mulai luntur pelan-pelan. 


Purwokerto: Tanah Karo


Diterima pada tanggal: 18 Februari 2014
Saya dan Anin bisa saling berkirim gara-gara saya mengobral oleh-oleh JVWF 2013 di shout out Card to Post. Persediaan oleh-oleh masih banyak dan saya bingung mau mengirim ke siapa. Setelah saya obral di shout out, tentu jadi banyak yang mau dan titip alamat. Tanpa pikir macam-macam saya kirim ke semua orang yang pingin kartu-kartu VW itu, cukup banyak sih, dan saya tidak mencantumkan alamat saya biar penerima mudah membalasnya. Ternyata iya, sebagian besar kartu pos yang saya kirim tidak berbalas.


Waktu awal menjadi anggota Card to Post-pun banyak kartu-kartu saya yang tidak berbalas. Saya kurang ide untuk request ke alamat anggota lain yang sering muncul di ruang pamer, saya malah repot-repot mencari di ruang keluarga. Lumayan sih, banyak yang menerima request-an saya. Tapi ada masalah lagi, saya baru mengirim ke alamat-alamat itu lamaaa setelahnya. Jadi kartu pos saya baru sampai ke penerima pada saat penerima itu tidak aktif lagi di Card to Post. Jadi kesimpulannya, kirimlah kartu pos-kartu posmu ke orang-orang yang aktif berkirim, atau bisa dibilang, sering mejeng di ruang pamer. Pasti di balas! :)

Kamis, 22 Mei 2014

Bandung: Pohon Apel dari Kancing Baju


Diterima pada tanggal: 18 Februari 2014
Pohon Apel ini jadi favorit saya juga, lihat deh detail kancingnya lucu dan jarang saya lihat. Gambaran ala Aga yang seperti gambaran anak kecil juga bikin saya tambah suka kartu posnya. 

Aga adalah orang yang saya bicarakan di entri pertama Hai Pak Pos. Sejauh ini baru Aga yang memakai material kancing warna-warni sebagai bahan membuat kartu pos. Pernah juga saya lihat pop up bergambar burung bikinannya mejeng di ruang pamer. Kreatif sekali ya.. 


Di situ Aga bercerita tentang rencananya akan ber-backpacker ke Jogja padahal Jogja sedang dibikin berkabut dengan abu vulkanik Gunung Kelud.

Jakarta: Nona Siput


Diterima pada tanggal: 18 Februari 2014
Waktu saya googling tempat-tempat menarik di Bandung, saya tidak sengaja mampir ke blog Kak Dian, seorang ilustrator lepas. Karena gambar-gambarnya lucu dan menarik, saya terus membaca entri-entri blognya sampai lumayan jauh. Mungkin ini yang namanya jodoh, saya dan Kak Dian ternyata memiliki kesukaan yang sama, berkirim kartu pos. Keisengan saya kemudian muncul, di situ banyak gambar-gambar kartu pos yang diterima Kak Dian beserta alamatnya, jelas dan tanpa sensor. Saya kirim deh alphabet card saya yang gambar capung. Dengan space postcard saya yang sangat kecil itu, saya berusaha menjelaskan siapa saya dan dari mana saya dapat alamat Kak Dian sejelas mungkin. Iseng-iseng berhadiah memang, bisa jadi Kak Dian tidak membalas kartu pos saya karena menganggap saya aneh atau justru dibalas karena penasaran dengan keanehan saya.


Hehehe. Nah untungnya dibalas, dan kami cukup intensif berkirim. Syukurlah Kak Dian cukup menghargai kartu-kartu buatan tanganku yang belepotan itu.

Yogyakarta: Gee La Pasta


Diterima pada tanggal: 8 Februari 2014
Saya bingung waktu menerima kartu pos dari Gea. Saya kira ini semacam brosur iklan sebuah cafe baru di Jogja yang disulap menjadi sebuah kartu pos, ternyata ini tugas Desain Komunikasi Visual (DKV) Gea. Menurut saya anak-anak DKV itu tidak ada yang tidak keren, selain bisa menggambar biasanya mereka juga pintar membuat desain. 


Medan: Peluk dari Ibu Burung Hantu



Diterima pada tanggal: 8 Februari 2014
Saya bersyukur masih ada Mama yang selalu ada di samping saya. Mama tidak pernah marah kalau nilai-nilai saya jelek, Mama yang beri saya peluk waktu pulang sekolah saya menangis tidak berhenti-berhenti, yang sabar kalau anak-anaknya sering bangun siang, yang mau menemani saya bangun sahur walaupun hanya saya yang puasa, yang jarang memasak tapi sekali masak masakannya enak, yang kasih tau saya tentang ikhlas dan sabar, yang selalu mendengarkan keluh-kesah saya kapanpun. 

Tapi dari semua deretan kasih sayang Mama di situ, bahkan sampai yang saya lupa belum sebutkan, saya sering meminta lebih dan kurang bersyukur. Saya pernah bikin Mama menangis, tapi kemudian Mama memaafkan saya dengan mudah.



Ah, saya jadi pingin menangis dan memeluk Mama sekarang juga. Mama saya itu perempuan yang sangat hebat, ceplas-ceplos, dan berani. Mama suka sekali mengajak anak-anaknya liburan. Mama juga hobi memfoto kue-kue yang aku dan Mas Tata berikan waktu beliau ulang tahun, lalu menjadikannya wallpaper di handphonenya. Terima kasih Mona atas kartu posmu ;)

Jakarta: Bunga Rajutan

 

Diterima pada tanggal: 8 Februari 2014
Kartu pos yang tidak biasa ini buatan Rima. Bunganya di rajut, entah dia rajut sendiri atau dia beli jadi, tidak disebutkan di situ. Ah jadi ingat syal warna merah menyala rajutan saya yang belum selesai-selesai dan malah saya simpan dalam lemari. Tidak sabar untuk segera loncat ke semester-semester yang tidak padat. Saya pingin kursus merajut, melanjutkan kursus bahasa Inggris yang tertunda, dan belajar gitar otodidak.


Rabu, 21 Mei 2014

Bandung: Kartu Pos Mocca


Diterima pada tanggal: 25 Januari 2014
Hari itu saya sedang beruntung karena mendapat dua sekaligus kartu pos favorit. Aga membeli kartu pos ini di ulang tahun Mocca ke-14. Saking senangnya saya sampai harus membolak-balik dan membaca berulang-ulang pesan Aga di situ. Saya juga suka bagian belakangnya, terkesan vintage dengan warna kuning gading yang lembut.

Bandung: Jagoan Neon

 

Diterima pada tanggal: 25 Januari 2014
Saya suka geli sendiri kalau berkirim dengan Kak Putut. Salam pembuka selalu diawali dengan "Tok... Tok... Tok...", lalu isinya berderet kata-kata puitis campur menggelitik yang sebenarnya melenceng dari topik yang sebelumnya saya bicarakan. Tapi dengan segala keanehannya, si Jagoan Neon berhasil jadi salah satu kartu pos favorit saya, yang kemudian saya jepit-jepit di tembok kamar beserta kartu-kartu favorit lain.
Mungkin suatu hari saya harus bertemu dengan Kak Putut kalau sedang di Bandung dan berguru langsung dengan Pendekar Cat Air yang super keren ini ;)

Yogyakarta: Pohon Cherry California

 

Diterima pada tanggal: 20 Januari 2014
Kartu pos pertama dari Tane datang sendirian dan saya temukan sendiri di bawah pintu garasi. Saya sangat jarang menerima kartu pos langsung, biasanya orang rumah yang menerimanya. Intensitas saya bertemu dengan Pak Pos pun berarti juga jarang. Tapi pernah, pertemuan saya dengan Pak Pos di suatu siang sehabis pulang dari kampus. Tapi lagi-lagi bukan kartu pos yang saya terima, Pak Pos hanya membawa beberapa tagihan kartu kredit dan sebuah paket. 

***

"Hai Pak Pos!" saya selalu bilang begitu tiap yang saya bukakan ternyata manusia berjaket oranye, berhelm oranye, dan motornya juga oranye. 
"Paket mbak. Dengan mbak siapa? Silakan tanda tangan di sini dan nama terang."
"Dengan Oneng, Pak." jawab saya sambil tanda tangan di tanda bukti penerimaan paket.
"Oh kamu to yang namanya Oneng?" 

***

Ternyata Pak Pos saya masih muda, berkaca mata, dan rambutnya agak kriwil. Siang itu mengenakan mantel plastik tipis, dan sedikit buru-buru waktu saya ajak ngobrol tentang kartu pos. 


Beberapa kiriman kartu pos kemudian, saya tidak pernah bertemu lagi dengan si Pak Pos, kartu-kartu hanya ditinggalkan di bawah pintu garasi. Sesekali ditemukan mbak Tino saat sedang nyapu, atau Runa yang akan pergi main.

Selasa, 20 Mei 2014

Yogyakarta: Carrie

 

Diterima pada tanggal: 10 Januari 2014
Mail-a-roid adalah kartu pos berbentuk polaroid, persis seperti tertulis di bio twitternya si Mail-a-roid bikinan Mas Juno. Mas Juno itu seleb Card to Post juga selain Aga. Untuk membuat mail-a-roid pertama mampir ke rumah, saya mengirimkan sebuah kartu pos gambar mobil oleh-oleh dari Jogja Volkswagen Festival (JVWF) bulan Desember 2013 lalu. 



Pekalongan: Tempel-Menempel

 

Diterima pada tanggal: 10 Januari 2014
Kartu pos tempel-tempelan ini sedikit terlipat di bagian atasnya karena Ibra menaruhnya di dalam amplop. Sedikit aneh sebenarnya menerima kartu pos berbungkus amplop karena seharusnya kartu pos memang dikirim tanpa pembungkus apapun. Tempel saja sebuah prangko dengan nominal yang cukup untuk dikirim ke alamat tujuan, tulis pesanmu dan alamat lengkap penerima, lalu kirim deh. Tulis juga alamatmu kalau perlu, jaga-jaga kalau penerima males ribet dengan request-merequest alamat di Card to Post, jadi jaminan kartu posmu dibalas akan lebih besar hahahaha. 


Bandung: Happy-Mocca

 

Diterima pada tanggal: 2 Januari 2014
Bulan Januari, bulan ke-6 setelah bulan Juli masih merupakan waktu-waktu yang sulit buat saya karena banyak sekali perubahan. Saya bukan tipe orang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, perlu kerja keras untuk beradaptasi dengan rumah baru saya. Tahun ini saya sudah bukan lagi anak putih abu-abu yang bisa main ke mana-mana dengan genk kesayangan,  nyontek PR pagi-pagi di kelas, dan melipir jajan di kantin kalau lagi bosan. Tahun lalu di enam bulan awal saya mati-matian bolak-balik dari satu cabang bimbel ke cabang lainnya sampai magrib untuk bisa masuk PTN, mengerjakan soal-soal yang luar biasa susahnya itu, dan hasilnya saya di sini, di rumah baru saya. Bukan di PTN yang ada teman-teman genk kesayangan saya, tapi di PTS yang isinya teman baru semua. Ditambah lagi saya baru kehilangan orang yang paling sering saya kabari saya sedang di mana, dan ngapain.  


Sebenarnya komunitas ini adalah pelarian saya dari semua itu, dan perintilan-perintilan lainnya, biar saya sibuk dan tidak memikirikan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan.

Kartu pos balasan dari Aga datang tepat pada waktunya, dengan isi juga tepat pada kondisi saya hahaha. Kebetulan yang asik!